Senin, 04 November 2019

Kisah Teladan Luqman AL-Hakim

Wawan Setiawan Tirta
Luqman adalah hamba Allah Swt. yang £alih. Ia tidak menerima kenabian, tetapi menjadi seorang ayah pilihan Allah Swt. Dia berkebangsaan Habsyi berasal dari Kota Sudan. Pekerjaannya sebagai tukang kayu, tubuhnya pendek, dia memiliki kekuatan dan mendapat hikmah dari Allah Swt., sehingga nasihat yang disampaikan kepada anaknya diabadikan dalam al-Qur’an.

Luqman adalah anak dari Bau’ra bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar ayah nabi Ibrahim a.s. Luqman hidup selama 1.000 tahun. Ia menjadi guru Nabi Daud a.s. sebelum diangkat menjadi nabi. Pekerjaan Luqman pada awalnya adalah tukang kayu, tukang jahit, dan juga menggembala domba. Ia kemudian diangkat menjadi qadhi (hakim). Luqman menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semua anaknya meninggal dunia ketika masih kecil. Semua itu ia terima dengan ikhlas, karena ia yakin dan sadar bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah Swt.

A. Luqman Banyak Bersyukur
Amati dan bacalah dengan tart³l Q.S. Luqman/31: 12 berikut!

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

(walaqad aataynaa luqmaana alhikmata ani usykur lillaahi waman yasykur fa-innamaa yasykuru linafsihi waman kafara fa-inna allaaha ghaniyyun hamiidun)
ArtinyaQ.S. Luqman/31: 12
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allahۚ وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ
Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;ۖ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ
Dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji“وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Pelajaran yang dapat diambil dari Q.S. Luqman/31: 12 di atas ialah:
  1. Luqman adalah seorang hamba Allah Swt. yang telah dianugerahi-Nya hikmah, yaitu selalu bersyukur. Luqman selalu bersyukur atas nikmat yang ia peroleh.
  2. Allah Swt. katakan bahwa “barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah Swt.), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri”. Syukur adalah berterima kasih kepada Allah Swt. atas segala nikmat yang diberikan-Nya kepada kita. Seperti tubuh yang sempurna, dapat melihat, mendengar, berbicara, berjalan, meraba dan merasa. Kita dapat makan dan minum, memiliki tempat tinggal, pakaian, dapat belajar, serta memiliki iman Islam.
  3. Allah Swt. telah menganugerahi Luqman ketaatan beribadah kepada Allah Swt., memiliki perasaan halus, akal pikiran, dan pengetahuan luas.

B. Nasihat Luqman kepada Anaknya
1. Jangan Musyrik atau Menyekutukan Allah Swt.
Amati dan bacalah dengan tartil Q.S. Luqman/31: 13 berikut!

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
(wa-idz qaala luqmaanu liibnihi wahuwa ya'izhuhu yaa bunayya laa tusyrik biallaahi inna alsysyirka lazhulmun 'azhiimun)

Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah Swt.) sesungguhnya mempersekutukan (Allah Swt.) adalah benar-benar kedzaliman yang besar”.

Mempersekutukan artinya menyerupakan sesuatu dengan Allah Swt. Misalnya menjadikan matahari sebagai Tuhan lalu disembah. Membuat batu atau patung sebagai Tuhan lalu disembah. Menjadikan kayu besar sebagai Tuhan lalu dipuja-puja dan disembah.

Wahai anakku, janganlah menyamakan Allah Swt. dengan sesuatu apa pun, dan tidak akan pernah sama, karena sehebat apapun manusia, matahari, apalagi patung, tidak akan bisa menyamai Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta dan sebagai sumber nikmat dan karunia.

Barangsiapa ingkar kepada pemberi nikmat dan karunia (Allah Swt.) maka orang tersebut telah berbuat kezaliman yang besar. zalim ialah kejam, bengis, aniaya, dan tidak menaruh kasih sayang.

2. Jangan Angkuh dan Sombong
Amati dan bacalah dengan tartil Q.S. Luqman/31: 18 berikut!

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

(walaa tusha''ir khaddaka lilnnaasi walaa tamsyi fii al-ardhi marahan inna allaaha laa yuhibbu kulla mukhtaalin fakhuurin)

Artinya:
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah Swt. tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Q.S Luqman:18).

Ciri-ciri sikap angkuh dan sombong menurut Q.S. Luqman/31: 18 di atas adalah:
  • Memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong),
  • Berjalan di muka bumi dengan angkuh, dan
  • Membanggakan diri sendiri.

Luqman mengajarkan kepada anaknya untuk berperilaku rendah hati, tidak angkuh dan sombong. Jangan tak acuh terhadap orang lain, angkuh, dan merasa hebat sendiri. Sesungguhnya Allah Swt. tidak menyukai orang-orang yang angkuh dan sombong lagi membanggakan diri, artinya orang yang sombong itu dibenci oleh Allah Swt.

3. Hendaklah Berbuat Kebajikan
Amati dan bacalah dengan tartil Q.S. Luqman/31: 17 berikut!

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

(yaa bunayya aqimi alshshalaata wa/mur bialma'ruufi wainha 'ani almunkari waishbir 'alaa maa ashaabaka inna dzaalika min 'azmi al-umuuri)

Artinya:
Hai anakku, dirikanlah ¡alat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah Swt). (Q.S. Luqman/31: 17).

Luqman berseru: “Hai Anakku”.
  • Dirikanlah salat wajib maupun salat sunah. ¢alat adalah tiang agama (Islam). Barangsiapa yang menegakkan salat berarti menegakkan agama, dan barangsiapa yang tidak menegakkan salat berarti ia telah meruntuhkan agama.
  • Kerjakanlah sesuatu yang baik. Misalnya, perbuatan berikut ini :Rajin Beribadah dan Berdoa,Hormat dan Patuh kepada Kedua Orang Tua,Hormat dan Patuh kepada Bapak dan Ibu Guru,Rajin Mengaji, Rajin Belajar, Berangkat ke Sekolah Tepat Waktu dan Selalu Bersih, Bertutur Kata Santun, dan Mengerjakan Tugas Pekerjaan Rumah Tepat Waktu.
  • Hindari perbuatan buruk (mungkar). Misalnya: (1) syirik atau menyekutukan Allah Swt., (2) membenci kedua orang tua, (3) membenci bapak dan ibu guru, (4) berkelahi, (5) mencuri, serta (6) berkata kasar dan kotor.
  • Hendaklah selalu bersikap sabar, yaitu sabar mengerjakan yang baik, dan sabar menghindari yang buruk.
 tetapi menjadi seorang ayah pilihan Allah Swt Kisah Teladan Luqman AL-Hakim
Ayo Berlatih
Jawablah pertanyaan pertanyaan di bawah berikut ini dengan dan jelas!
  1. Jelaskan isi kandungan surat Luqman. (Surat Luqman pada ayat 12 disebutkan bahwa Luqman telah diberi oleh Allah nikmat dan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu dia bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang diberikan itu. Dan pada ayat 13 sampai 19 terdapat nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya.)
  2. Apa saja nasihat Luqman kepada putranya? Jelaskan. Nasehat Lukman kepada putranya antara lain : Jangan mempersekutukan Allah (Luqman 31:13).Berbuat baik kepada dua orang ibu-bapanya (Luqman 31:14).Sadar akan pengawasan Allah (Luqman 31:16). Dirikan salat (Luqman 31:17).Perbuat kebajikan (Luqman 31:17).Jauhi kemungkaran (Luqman 31:17).Sabar menghadapi cobaan dan ujian (Luqman 31:17).Jangan sombong (Luqman 31:19).
  3. Mengapa kita dilarang menyekutukan Allah Swt.? Jelaskan. (Kita tidak boleh menyekutukan Allah karena menyamakan Allah Swt. dengan sesuatu apa pun, dan tidak akan pernah sama, karena sehebat apapun manusia, matahari, apalagi patung, tidak akan bisa menyamai Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta dan sebagai sumber nikmat dan karunia.
  4. Ceritakan secara singkat tentang Luqman.(Luqman sungguh betapa mulianya beliau sebab namanya diabadikan menjadi nama surah dalam Al-Qur'an ia adalah seorang ayah yang sangat memperhatikan anaknya ia pernah menasehati anak untuk tidak menyekutukan Allah karena merupakan perbuatan yang sangat dzalim.)
  5. Mengapa Luqman diberi gelar al-Hakim? Jelaskan. (Lukman mendapat gelar Al-hakim karena begitu terkenal dengan ungkapan hikmahnya)