Senin, 27 April 2020

Kiat Memilih Merpati Untuk Jagoan

Wawan Setiawan Tirta

 
Boleh percaya boleh tidak, sesudah tulisan terdahulu, tentang kiat memilih burung merpati jagoan, kami akan melanjutkan pembahasan tentang burung merpati ini pada ciri lainnya, yaitu dilihat dari : Pinggang/Brutu, perbedaan ukuran dan jarak dari pinggang/”brutu” merpati, tentunya tidak mungkin bila tidak mempunyai pengaruh pada kinerjanya. Dari yang ukuran besar, kecil, sedang, berjarak rapat maupun berjarak renggang. Berdasarkan pengalaman dari para pemelihara merpati, pinggang berjarak renggang dari badan akan membuat burung tidak memiliki keseimbangan yang bagus. Burung dengan kecepatan turun lambat, tentunya tidak akan terlihat dengan jelas ketidakseimbangannya dengan model pinggang seperti ini. Berbeda dengan burung yang punya kemampuan kecepatan turun tinggi/keras, jika memiliki pinggang renggang model ini akan terlihat jelas saat burung turun arah jam 12.00/atas kepala. Kemungkinan pertama, turun burung akan patah/ separuh jalan berbelok. Kemungkinan kedua, burung turun dg kecepatan tinggi tanpa adanya keseimbangan pengereman, akibatnya burung akan turun dengan keras (berakibat menyakiti dirinya). Berbeda dengan pinggang yang berjarak rapat, baik yang besar maupun kecil memiliki kelebihan. Dengan perkakas lain yg mendukung, burung dengan “brutu” kecil rapat, akan memiliki tipe turun “anteng”/tidak goyang-goyang. Burung dengan “brutu” besar rapat, akan memiliki tipe turun tampak goyang2, bila semua perkakas mendukung sebenarnya goyangannya itu merupakan seni lemparan tubuh burung.

Ekor

Ketebalan dan bentuk ekor saat burung kita pegang tentunya akan bermacam-macam, dari sinilah kita sebenarnya dapat menaksir daya dan gaya turun dari burung tsb. Pilihlah burung yg mempunyai bulu ekor rapat, tebal dan panjang (tebal disini harus disesuaikan dengan pegangan/”cekelan” burung, u/ kadar ketebalan bulu ekor akan berbeda dari “cekelan” padat/”kiyel”, empuk/ngapuk, keras/rapet/”atos” yg sangat susah u/ di utarakan lewat tulisan) tapi dengan pemilihan dan pembelajaran yg berulang-ulang, kelak dengan mudah kita akan dapat membedakan ukuran yg sesuai.

*Saat kita pegang bulu ekor akan tampak menyatu, itu ciri dari “brutu” kecil, biasanya bentuk ekor model ini dimiliki oleh burung dengan gaya turun “anteng”.

*Saat kita pegang bulu ekor akan tampak melebar pada ujungny/tdk mengumpul jadi satu, itu ciri khas dari “brutu” besar, biasany bentuk ekor model ini dimiliki oleh burung dengan gaya turun “nggenjot″. Caat kita pegang ekor merpatipun akan mempunyai daya tekan kebawah yg berbeda-beda, ada yang ndlosor, ngawet 45 derajat, dan ada pula “ngawet” 90 derajat/ditempat biasa disebut dengan “bengkuk”.

Untuk Gaya Terbang :

*Bila burung mempunyai pegangan ekor “ngawet” 45 derajat: burung dengan pegangan ekor spt ini bila dilepas dg partner yang mempunyai tipe pegangan ekor sama, akan mempunyai gaya lepas/start memutar agak melebar dan tidak beraturan (kadang start belum tinggi burung sudah menuju kearah tujuan)

*Bila burung mempunyai pegangan ekor “ngawet” 90 derajat/”bengkuk”: burung dengan pegangan ekor seperti ini bila dilepas dengan partner yang mempunyai tipe pegangan ekor sama, akan mempunyai gaya lepas/start memutar “cekak”, seperti obat nyamuk (biasanya burung mencapai ketinggian tertentu baru menuju arah tujuan)

*Bila burung mempunyai pegangan ekor “ndlosor”: burung dg tipe pegangan ekor spt ini biasanya mempunyai dua kemungkinan gaya terbang. yg pertama terbang langsung menuju arah tujuan. yg kedua “nggandeng”/ ngikut partnernya.

Kaki

Kalau soal kaki, akan lebih baik yang memiliki kaki yg merit, garing/terlihat “mbesisik” & panjang (baik kaki maupun jarinya) saat dipegang posisi kaki menjorok/mendorong kebelakang sejajar dengan arah ekor.

Tingkah laku merpati

- Suara kepakan sayap bila kita mau memperhatikan suara kepakan dari sayap burung merpati, tentu dari merpati yang satu dan lainnya akan berbeda. apa sebenarnya yang membuat suara kepakan ini kian berbeda, memang suara kepakan dari burung yang sudah jadi/terbang tinggi dan belum jadi/masih latihan ternyata memang berbeda, apalagi dengan burung merpati yang sama sekali belum latih terbang (umbaran)

*Kepakan sayap burung merpati yang sudah terbang akan terdengar lebih ringan (teratatak) kira-kira begitu kalau sudah terbang dan tinggi, di sela-sela kepakannya ada suara seperti(wis.. wis..) *sedangkan sayap burung merpati yg belum folsir terbang/jarang terbang akan terdengar lebih berat(tjeplak-tjeplak) memang kalau tanpa mengamati dengan seksama dan berulang-berulang, akan tampak susah membedakan suara kepakan ini.

- Cara turun saat kita belanja di pasar, tentu akan banyak pedagang yg sibuk menawarkan merpati dagangannya, saat membeli amatilah dari jarak yang jauh, melihat para pedagang menawarkan burung-burung yang dijajakannya pada calon pembeli, biasanya burung ini (burung giring) akan diperlihatkan giringnya dengan cara betina di naik turunkan kurungan, nah saat inilah kesempatan kita menilai mental si burung tersebut. kalau kita mau mengamati, cara turun burung dari kurungan itu akan bermacam2. ada yg melompat dengan mengepakkan sayap, ada yg langsung turun menjatuhkan tubuhnya (ada yang dengan posisi kepala di depan, ada pula yang dadany di depan). Untuk mental burung, burung yang menjatuhkan tubuhnyalah, yg memiliki mental untuk turun. bukan merpati yg turun kurungan dengan cara melompat sambil mengepakkan sayapnya. akan tetapi cara itu hanya bisa di pakai untuk memperkirakan kemampuan mental turunnya, bukan kemampuannya untuk turun. karena untuk kemampuan turun, masih diperlukan perangkat2 lain yg memadai(tulang leher,sapit urang,pinggang,dll)

- Cara Jalan banyak dari penggemar burung merpati tidak lagi memperdulikan cara jalan dari burung merpati ini, memang cara jalan burung hanya bisa digunakan untuk memperkirakan malas dan tidaknya burung,, meski hanya sedikit orang yg mempercayai, semoga pendapat ini bisa sedikit bermanfaat bagi sesama penggemar yg menginginkan burung merpatinya adalah merpati yg rajin dan tidak malas terbang. saat burung berjalan, coba kita amati telapak kakinya apakah napak(menyentuh tanah) atau tidak. biasanya burung merpati yg berjalan hanya menapakkan keempat jarinya (tanpa telapak kakinya), akan mempunyai kemampuan terbang yang lebih panjang/lama dari pada burung yg menapakkan telapak kakiny saat berjalan. Tidak percaya? coba buktikan sendiri dengan burung yg mempunyai segalanya, baik pegangan dan lain2 yg sama, dan perkiraan umur yg sama, latihan yang sama, pakan yang sama, dengan jalan yg berbeda seperti diatas. Saat burung sudah sama2 jadi/hafal lapak/rumah, terbangkan burung berulang kali, dan burung mana yg mempunyai ketahanan terbang paling baik diantara keduanya? burung mana yang lebih dulu lelah/”ngenduk”/hinggap di sembarang tempat?

- Penampilan Setelah melihat cara berjalan dari burung merpati, tidak salah bila kita melihat keunggulan burung merpati dari bentuk tubuhnya saat berdiri. Burung yang berdiri terlihat punggung & pinggangnya menyembul/ tampak “berpunuk”, tentu akan mempunyai kemampuan terbang dan turun yg berbeda dari burung yang mempunyai bentuk tidak seperti itu. biasanya sayap burung akan tampak menggantung.Bila kita melihat merpati dg bentuk tubuh spt itu, ada kemungkinan burung ini mempunyai gaya terbang dengan speed kencang, dan kemampuan turun yg patut diperhitungkan.

- Waspada Saat burung kita lepas di luar kandang, bila kita mau memperhatikan tentu pandangan dan gerak-ik kepala burung merpati ini akan mempunyai gaya yang berbeda. ada yang hanya diam terlihat tak acuh dengan keadaan sekitar, ada pula yang tampak waspada dan gesit mengikuti gerakan2 disekitarnya, baik gerakan didekatnya ataupun gerakan dari kejauhan. burung dg tingkat kewaspadaan tinggi patut kita perhitungkan kemampuan penglihatannya. – Gerak bulu ekor saat kita memilih burung merpati, baik di pasar maupun di peternak, tidak ada salahnya memperhatikan pergerakan bulu ekor merpati tersebut saat bekur.

I. Ekor burung saat bekur yang mempunyai kecepatan “megar-mingkup”/ bulu2 ekornya merapat dengan cepat (dilihat dari samping), biasanya dimiliki oleh burung yang mempunyai pinggang rapat. dan ini sangat mempengaruhi kemampuan turunnya.

II. Ekor burung yang selalu “megar”/terlihat jarak-jarak, dari bulu ekornya (dilihat dari samping), Akan mempunyai kemampuan turun yang kalah baik, bila dibandingkan dengan tipe pertama.

(Sumber Merpati.org)