Minggu, 26 April 2020

Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur

Wawan Setiawan Tirta
Perintah menyembah Allah Swt.Yang Maha Esa dan larangan menyekutukan- Nya dengan sesuatu apapun. Kewajiban berbuat Ihsan kepada kedua orang tua atas segala jasa mereka. Kemuliaan seorang ibu dibandingkan dengan ayah karena kasih sayangnya yang tercurah sejak dalam kandungan, saat dilahirkan, saat dalam buaian, hingga disapih.

Berbuat baik kepada semua orang sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. Rasulullah saw. menganjurkan dengan sangat agar kita memuliakan orang tua, terutama ibu. Rasulullah saw. sangat rajin beribadah meskipun dosa-dosanya sudah diampuni. Karena semua ibadah dan kebaikan yang dilakukan beliau adalah wujud kesyukuran kepada Allah Swt. atas segala karunia yang Allah Swt. anugerahkan.

A. Menganalisis dan Mengevaluasi Makna Q.S. Luqman/31:13-14 dan Hadis tentang Kewajiban Beribadah dan Bersyukur kepada Allah Swt.

1. Membaca Q.S. Luqmãn/31:13-14.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴿ ١٣

(wa-idz qaala luqmaanu liibnihi wahuwa ya'izhuhu yaa bunayya laa tusyrik biallaahi inna alsysyirka lazhulmun 'azhiimun)
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ ﴿ ١٤

(wawashshaynaa al-insaana biwaalidayhi hamalat-hu ummuhu wahnan 'alaa wahnin wafishaaluhu fii 'aamayni ani usykur lii waliwaalidayka ilayya almashiiru)

Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah Swt., sesungguhnya mempersekutukan (Allah Swt.) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu, hanya kepada-Ku lah kembalimu” (Q.S.Luqman/31:13-14).

Penerapan Tajwid
Surat Luqman/31:13
LafalHukum Tajwid
قَالَMad Thobi'i karena karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif  dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
لُقْمَانُQalqalah sughra karena huruf qalqalah qaf' disukun dan posisinya di tengah kalimat.
Mad asli atau mad thobi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. 
لِابْنِهِQalqalah sughra karena huruf qalqalah ba' disukun dan posisinya di tengah kalimat
يَعِظُهُ يَا بُنَيَّMad shilah qashirah sebab huruf ha (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah
Mad asli atau mad thobi’i karena huruf ya berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid
لَاMad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid
تُشْرِكْTarqiq karena  ra berharkat kasrah.
بِاللَّهِTarqiq karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah ba' berharakat kasrah
إِنَّGhunnah karena nun bertasydid.
الشِّرْكَAlif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah syin
لَظُلْمٌ عَظِيمٌIdhzar karena huruf mim berharakat dhammah tanwin bertemu huruf 'ain.
Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Huruf mim di sini yang diwaqaf.
Surat Luqman/31:14
LafalHukum Tajwid
وَوَصَّيْنَاMad layn karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf shad berharakat fathah
الْإِنْسَانَIkhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf sin.
Mad asli atau mad thobi’i karena huruf sin berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
بِوَالِدَيْهِMad asli atau mad thobi’i karena huruf wau berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
Mad layn karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf shad berharakat fathah.
أُمُّهُGhunnah karena huruf mim bertasydid
وَهْنًا عَلَىٰIdhzar karena huruf nun berharakat dhammah tanwin bertemu huruf 'ain.
Mad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. 
وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِيIdgham bighunnah karena huruf nun berharakat kasrah tanwin bertemu huruf wau.
Mad asli atau mad thobi’i karena huruf shad berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
Mad shilah qashirah sebab huruf ha (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah. Dalam hal ini bertemu huruf fa'.
فِيMad asli atau mad thobi’i karena huruf fa' berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid
عَامَيْنِMad asli atau mad thobi’i karena huruf 'ain berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
Mad layn karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf mim berharakat fathah.
لِيMad asli atau mad thobi’i karena huruf lam berharakat kasrah bertemu ya sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
وَلِوَالِدَيْكَMad asli atau mad thobi’i karena huruf wau berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
Mad layn karena huruf ya’ sukun didahului oleh huruf daal berharakat fathah.
الْمَصِيرُAlif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf mim.
Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Huruf mim di sini yang diwaqaf.

Kosakata Baru
Surat Luqman/31:13-14
 يَعِظُهُ لِابْنِهِ وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ
Menasihatinya Kepada anaknya Ketika Luqman berkata
إِنَّ الشِّرْكَ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ  بُنَيَّ
Sesungguhnya syirik itu Jangan kamu sekutukan Allah Swt. Wahai anakku
الْإِنْسَانَ وَوَصَّيْنَا لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Manusia Kami wasiatkan, perintahkan Benar-benar merupakan kezaliman yang besar
وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ بِوَالِدَيْهِ
Lemah semakin lemah Ibunya mengandungnya Kepada kedua orangtuanya
أَنِ اشْكُرْ لِي فِي عَامَيْنِ وَفِصَالُهُ
Bersyukurlah kepada-Ku Dalam dua tahun Menyapihnya, memisahnya
الْمَصِيرُ إِلَيَّ وَلِوَالِدَيْكَ
Tempat kembali Kepada-Ku Dan kepada kedua orangtuamu

B. Penjelasan surat
Surat Luqman adalah surah yang turun sebelum Nabi Muhammad saw. berhijrah ke Madinah. Luqman al-Hakim yang terkenal dengan kata-kata bijak dan perumpamaan-perumpamaannya. Sepertinya dialah yang dimaksud oleh surat ini.

Diriwayatkan bahwa Suwayd ibn ash-Shamit suatu ketika datang ke Mekah dan Rasulullah
saw. mengajaknya untuk memeluk agama Islam. Rasulullah saw. kemudian membacakan al-Quran kepadanya dan mengajaknya memeluk Islam.

Dalam ayat ini, Luqman memulai nasihatnya dengan menekankan perlunya menghindari syirik/mempersekutukan Allah Swt.. Larangan ini sekaligus mengandung pengajaran tentang wujud dan keesaan Allah Swt.

Pesannya merupakan larangan jangan mempersekutukan Allah Swt. untuk menekankan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk sebelum melaksanakan yang baik.

C. Tafsir/Penjelasan Ayat
Dalam ayat di atas Allah Swt. menginformasikan tentang wasiat Luqman kepada anaknya. Wasiat pertama adalah agar menyembah Allah Swt. Yang Maha Esa tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Luqman memperingatkan bahwa tindakan syirik adalah bentuk kezaliman terbesar.

Kemudian, nasihat untuk menyembah Allah Swt. dibarengkan dengan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua, “dan Kami wasiatkan kepada manusia supaya mereka berbuat baik kepada kedua orang tua, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah”. Firman-Nya,
“dan menyapihnya selama dua tahun”, yaitu mendidik dan menyusuinya. Pada ayat yang lain Allah Swt. berfirman, “dan para ibu menyusui anaknya selama dua tahun.

Terkait dengan bakti kepada kedua orang tua, banyak hadits telah diriwayatkan, di antaranya adalah sabda Rasulullah saw. adalah berikut:

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ وَقَالَ ابْنُ شُبْرُمَةَ وَيَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَةَ مِثْلَهُ

Artinya: “
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “kemudian siapa lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” dia menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari, Hadist no:
5514 ).

Dalam hadits di atas kita temukan betapa Rasulullah saw. sangat memuliakan seorang ibu, bahkan seakan-akan jasanya berlipat tiga dibanding ayah. Dalam hadis lain yang sangat populer juga terdapat penegasan Rasulullah saw. bahwa surga itu di bawah telapak kaki ibu.

Berterima kasih kepada manusia (termasuk kepada orang tua) merupakan bagian dari ungkapan syukur kepada Allah Swt. Secara tegas, bagaimana ibadah itu hanya sekadar mensyukuri nikmat Allah Swt. tergambar dalam hadis berikut

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُومُ مِنْ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا فَلَمَّا كَثُرَ لَحْمُهُ صَلَّى جَالِسًا فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَقَرَأَ ثُمَّ رَكَعَ

Artinya :
“Dari Aisyah radliallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah saw., kenapa Anda melakukan ini padahal Allah Swt. telah mengampuni dosa Anda yang telah berlalu dan yang akan datang? Beliau bersabda: “Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur?” Dan tatkala beliau gemuk, beliau shalat sambil duduk, apabila beliau hendak ruku’ maka beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku.” (H.R. Bukhari, Hadits no:4460 )

Rasulullah saw. yang sudah ditanggung dan dijamin terbebas dari segala dosa, ternyata lebih rajin dan semangat dalam beribadah daripada kita. Beliau begitu tekun dan khusyuk beribadah demi mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah Swt.

D. Kaitan antara Beribadah dan Bersyukur kepada Allah Swt. dalam Q.S. Luqman/31: 13-14
Syukur dapat diartikan sebagai ungkapan terima kasih kepada pihak yang telah berjasa kepada kita baik dalam bentuk moril maupun materiil. Bersyukur dapat ditujukan kepada Allah Swt. dan kepada manusia.

Dalam ayat ke14 surah Luqmān, Allah Swt. memerintahkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tua. Kemudian Allah Swt. menyebutkan jasa-jasa sang ibu yang telah mengandungnya dalam keadaan menderita.

Kemudian, Allah Swt. menutup ayat-Nya dengan perintah bersyukur kapada-Nya dan kepada kedua orang tua. Sementara pada ayat sebelumnya, Allah Swt. melalui lisan Luqmān mengingatkan bahaya perbuatan syirik.

Dari sisi caranya, bersyukur meliputi tiga aspek, yaitu hati, lisan, dan perbuatan. Bersyukur dengan hati dilakukan dengan cara mengakui dan menyadari sepenuhnya bahwa segala nikmat yang diperoleh berasal dari Allah Swt. bersyukur dengan lisan dilakukan dengan cara mengungkapkan secara lisan rasa syukur itu dengan mengucapkan tahmid, yaitu “alhamdulillah”, sedangkan bersyukur dengan perbuatan adalah dengan cara melakukan semua perbuatan yang baik dan diridloi Allah swt

E. Hikmah dan Manfaat Beribadah dan Bersyukur kepada Allah Swt.
Hikmah dan manfaat yang kita dapatkan dari sikap bersyukur dan ketulusan beribadah. Hal itu di antaranya sebagai berikut.
  1. Mendapatkan keberkahan dari setiap rizki yang kita terima, sebagaimana janji-Nya dalam firman-Nya; “... jika kalian bersyukur, niscaya akan Kami tambah nikmat baginya, dan jika kalian kufur (mengingkari nikmat-Ku) maka sesungguhnya siksa-Ku itu teramat pedih” (Q.S. Ibrahim/14:7).
  2. Menemukan ketenangan batin dan kedamaian hati dalam menjalani semua aktivitas sehari-hari karena kerelaannya dalam menyikapi pemberian Allah Swt.
  3. Terhindar dari siksa api neraka, karena telah menjadi hamba yang tahu diri dengan selalu bersyukur atas karunia Allah Swt. sebagaimana yang dijanjikan- Nya dalam Q.S. Ibrahim/14:7 di atas.

F. Menerapkan Perilaku Mulia
Sikap dan perilaku mulia yang dapat dikembangkan dari tema ibadah dan bersyukur di antaranya ialah sebagai berikut.
 Kewajiban berbuat Ihsan kepada kedua orang tua atas segala jasa mereka Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
  1. Bersikap qana’ah, yaitu menerima semua jenis kenikmatan yang dianugerahkan Allah Swt., baik yang dianggap kecil maupun besar, dengan ikhlas dan penuh kerelaan. Tanpa qana’ah, tidak mungkin kita dapat bersyukur.
  2. Berusaha mengesakan Allah Swt. dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun.
  3. Berusaha mentaati Allah Swt. dalam segala keadaan dan menjauhi larangan- Nya sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt.
  4. Berbakti kepada kedua orang tua sebagai bentuk terimakasih kepada mereka atas semua perjuangan dan pengorbanannya dari sejak dalam kandungan hingga saat ini.
  5. Memperbanyak amal salih / perbuatan yang bermanfaat bagi sesama sebagai bentuk nyata dari ungkapan rasa syukur kepada Allah swt.