Jumat, 17 April 2020

Pendidikan yang Diharapkan

Wawan Setiawan Tirta
Pendidikan yang Diharapkan
Pada negara-negara yang sudah berkembang ataupun sudah mengalami stabilitas politik dan agama, pendidikan menjadi perhatian penting bagi masyarakat. Namun masih banyak pihak, baik itu masyarakat maupun generasi pelajar akhirnya menjadi bingung atau kecewa setelah mereka mengamati atau mengecap dunia pendidikan. Bahkan masih ada yang meragukan fungsi dan arti pendidikan. Mereka telah mati-matian menempuh dan membiayai pendidikan, namun akhirnya tidak dapat berkerja menurut pengalaman serta lapangan yang ada. Dengan pendidikan, ternyata masih ada yang akhirnya tidak menemukan kebahagiaan atau kesejahteraan hidup. Dalam hal ini, siapa yang bersalah, pendidik atau peminat pendidikan.
negara yang sudah berkembang ataupun sudah mengalami stabilitas politik dan agama Pendidikan yang Diharapkan

Terlepas dari permasalahan pihak mana yang bersalah dalam hubungannya dengan kondisi dan hasil pendidikan, yang penting, yakni bagaimana kita mengusahakan agar pendidikan berguna bagi kebahagiaan manusia, sehingga murid-murid di sekolah mereka sesuai dan tidak merasa terpisah dari masyarakat dan lingkungan.

Di abad ke 20 ini terjadi perubahan besar mengenai konsepsi pendidikan dan pengajaran. Perubahan itu membawa perubahan dalam cara mengajar belajar di sekolah. Dalam cara pengajaran lama murid-murid harus diajarkan dengan diberi pengetahuan sebanyak mungkin dalam berbagai mata pelajaran. Awalnya situasi pengajaran di sekolah lebih menonjolkan peranan guru dengan tujuan untuk penguasaan materi pelajaran yang direncanakan oleh guru. Murid lebih bersifat pasif dan hanya tinggal menerima apa yang disuguhkan oleh guru. Kurikulum sepenuhnya direncanakan dan disusun oleh guru atau sekolah tanpa mengikutsertakan murid.

Berdasarkan studi psikologi belajar yang baru serta sosiologi pendidikan, maka masyarakat pendidikan menghendaki agar pengajaran memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan anak didik untuk belajar, serta dimaksudkan untuk  mencapai tujuan-tujuan sosial sekolah. Dalam hubungan ini, ada baiknya bila dikemukakan gagasan John Dewey mengenai “Pendidikan progresif”, ini tidak bermaksud agar sekolah-sekolah kita diubah total untuk menjadi sekolah progresif ala John Dewey, namun sebagian besar konsepsi pendidikan semacam itu adalah tidak bertentangan dengan pendidikan yang berasaskan demokrasi Pancasila.

Memang merupakan kenyataan, bahwa pendidikan progresif telah memasyarakat di kawasan Amerika. Istilah pendidikan progresif menggambarkan adanya situasi kebalikan dari kenyataan mula di mana guru sebagai penguasa, sekarang murid memegan tampuk kepemimpinan. Dengan kata lain apabila guru dulu memegang otoritas, sekarang guru menjadi pelayan dari murid. Dengan adanya perluasan hak demokrasi dalam kehidupan rakyat Amerika setelah berakhirnya peperangan, maka kemerdekaan pendidikan melanda Amerika. John Dewey yang hidup pada masa kini mengamati adanya beberapa hambatan terhadap demokrasi dalam pendidikan. Pada saat itu masyarakat menuntut diselenggarakannya berbagai bentuk dan tingkat pendidikan. Untuk mengelola sejumlah besar murid ini dibutuhkan sekali sejumlah besar administrator dan guru-guru yang berpengalaman, sedangkan displin sekolah masih seketat pada waktu itu.

Dengan adanya kenyataan itu John Dewey ingin mengubah situasi semacam itu dengan jalan;
  • Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara perorangan. (individually learning)
  • Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar melalui pengalaman. (learning by experiencing_
  • Memberi motivasi dan bukan perintah. Artinya memberikan tujuan uang bisa menjelaskan arah kegiatan belajar yang merupakan kebutuhan pokok anak didik.
  • Mengikutsertakan murid di dalam setiap aspek kehidupan sekolah (mencakup; pengajaran, bimbingan dan administrasi)
  • Menyadarkan murid, bahwa hidup itu dinamis. Sebab itu murid harus dihadapkan dengan dunia yang selalu berubah dengan kemerdekaan berkreativitas, dengan orientasi kehidupan masa kini.
Berbagai sistem pengajaran lama seperti “sistem drill”, pangajaran melalui hafalan yang verbalistis serta aktivitas-aktivitas belajar mekanik di kelas, seharusnya tidak diterapkan lagi. Pengajaran yang memberi kemerdekaan anak didik dalam melakukan dan menemukan berbagai hal hendaknya diberikan kepada anak didik, terlebih-lebih dalam kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler.

Dari ulasan di atas dapatlah diambil kaidah penting bagi dunia pendidikan kita, yakni;
  1. Negara kita berdasarkan Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pendidikan sebagai tanggung jawab keluarga, masyarakat dan negara, berdasarkan pandangan hidup bangsa yang menjunjung asas demokrasi. Dalam hubungan itu, maka dalam batas-batas tertentu demokratisasi dibidang pendidikan diharapkan bisa diakui dan dilaksanakan. Demokrasi dalam pendidikan sangat diharapkan untuk diterapkan, teristimewa di dalam proses belajar mengajar di sekolah.
  2. Seiring dengan harapan yang pertama di atas, maka pendidikan hendaknya berlangsung secara psikologis. Hal ini dikarenakan pendidikan diselenggarakan untuk anak didik. Jadi dalam pendidikan, perhatian utama ditujukan kepada anak didik. Setiap aspek pelayanan pendidikan diperuntukkan bagi terwujudnya aktivitas belajar yang efektif, maka pendidikan hendaknya psikologis. Pendidikan yang psikologis dalam arti bahwa, pendidikan itu berorientasi kepada sifat dan hakikat anak didik sebagai manusia yang berkembang.
Bertolak dari harapan di atas, perhatian tentunya ditarik kepada perihal psikologi dalam pendidikan.

Demikianlah ulasan mengenai Pendidikan yang Diharapkan, yang pada kesempatan ini dapat dibahas dengan lancar. Untuk kurang lebihnya mohon maaf dan sampai jumpa.

*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negara, serta jagalah kesehatanmu!
*Semoga anda sukses!

Source;
Buku catatan saat kuliah