Minggu, 26 April 2020

Unsur Kebahasaan Teks Negosiasi

Wawan Setiawan Tirta
Teks negosiasi adalah teks yang memuat interaksi sosial untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda atau saling bertentangan. Teks ini berisi proses untuk mencapai suatu kesepakatan atau perjanjian antara kedua belah pihak agar sama-sama diuntungkan. Kedua belah pihak memiliki hak yang sama, menerima, dan saling memberi. Negosiasi biasanya berisi proses tawar-menawar sehingga mencapai hasil akhir atau kesepakatan.

Sebagai sebuah teks, teks negosiasi memiliki beberapa unsur yang membangun teks tersebut. Beberapa unsur teks negosiasi antara lain sebagai berikut.

1. Partisipan
Partisipan adalah pelaku atau negosiator (penutur dan mitra tutur). Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Sebagai contoh penjual dan pembeli, pengusaha dan pihak bank. Perwakilan karyawan dan utusan perusahaan. Dalam teks negosiasi, partisipan dibatasi dengan tanda titik dua, (teks dialog). Mereka menggunakan kata sapaan, seperti bapak, ibu, mbak, mas, dan lain-lain.

2. Bahasa Santun
Berbahasa Indonesia dengan santun adalah menggunakan bahasa Indonesia dengan budi bahasa yang halus, nilai rasa yang baik, dan penuh kesopanan, serta berusaha menghindari konflik antara pembicara dengan lawan berbicaranya di dalam proses berkomunikasi.

Teks negosiasi merupakan teks untuk menghasilkan kesepakatan. Jadi, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang santun, yakni bahasa yang bersifat positif dan tidak menyinggung perasaan. Sebagai contoh memberikan salam, menggunakan sapaan yang sesuai dengan usia dan jabatan, dan menolak dengan kata-kata tidak kasar

3. Pasangan Tuturan
Teks negosiasi berupa tuturan langsung antara negosiator. Tuturan langsung itu berupa tanya dan jawab antara penutur dengan mitra tutur. Misalnya: mengucapkan salam—membalas salam/diam; bertanya—menjawab/tidak menjawab; meminta—memenuhi/menolak permintaan; menawarkan—menerima/menolak tawaran; mengusulkan—menerima/menolak usulan.
Contoh:
  1. Wakil siswa : “Selamat pagi, Pak!” [mengucapkan salam]
  2. Waka kesiswaan : “Selamat pagi, silakan duduk!” [menjawab salam] [mempersilakan duduk]
  3. Wakil siswa : “Terima kasih, Pak.” [mengucapkan terima kasih lalu duduk]
  4. Penjual : “Mau beli apa, Mas?” [bertanya]
  5. Anton : “Ini Mbak mau beli kerudung untuk ibu saya.” [menjawab]
  6. Anton : “Wah, kok mahal, Mbak? Rp30.000,00 tidak boleh?” [meminta]
  7. Penjual : “Tidak boleh Mas, itu bahannya bagus soalnya.” [menolak permintaan]

4. Kalimat Persuasif
Pengertian kalimat persuasif atau persuai adalah sebuah kalimat yang berisi himbauan atau ajakan secara halus agar lawan bicara mau atau bersedia mengikuti kemauan yang disampaikan oleh penutur kelimat tersebut.  Negosiasi dilakukan dengan cara persuasi sehingga dalam teks negosiasi terdapat kalimat persuasif. Dalam teks negosiasi, kalimat ini diperlukan untuk mencapai tujuan kesepakatan.
Contoh:
  1. “Mohon diturunkan, Pak. Kami akan membantu dalam pembuatan maskot, persiapanpersiapan dan lain-lain yang penting iurannya bisa turun.”
  2. “Iya, Mas, cocok kalau dipakai sama ibu Mas.”
  3.  “Tidak bisa tambah, Mbak? Saya yakin usaha ini akan sangat sukses.”

5. Kalimat Deklaratif
Kata deklaratif berasal dari bahasa latin, declaratio, yang artinya pernyataan.  Kalimat deklaratif adalah sebuah kalimat yang berupa statement dan bersifat fakta, atau opini. kalimat deklaratif disebut juga dengan kalimat berita.  Kalimat deklaratif berfungsi untuk memberikan suatu informasi, berita atau peristiwa kepada seseorang tanpa mengharapkan respon khusus.Dalam teks negosiasi, kalimat deklaratif diperlukan untuk menginformasikan keinginan partisipan. Tujuannya agar partisipan lain mengerti tentang hal yang sedang dinegosiasikan.
Contoh:
  1. “Kami merasa keberatan Pak dengan iuran sebesar Rp100.000,00. Kami ingin meminta keringanan biaya, Pak.”
  2. “Begini, Pak. Untuk proposal ini tidak ada masalah, cuma untuk Rp800.000.000,00 kami dari pihak bank tidak bisa memenuhinya. Pihak bank hanya sanggup memenuhi Rp500.000.000,00 dengan bunga 5%.”

6. Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif memiliki pengertian sebagai kalimat yang di dalamnya mengandung pertanyaan. Kalimat ini berfungsi untuk menanyakan suatu informasi kepada orang lain. Dalam teks negosiasi, kalimat interogatif diperlukan untuk menanyakan informasi tentang hal yang sedang dinegosiasikan.
Contoh:
  1. “Ada apa dengan iuran PHBN?”
  2. “Mau beli apa, Mas?”
  3. “Ini berapa, Mbak?”

7. Ungkapan Kesepakatan
Ungkapan kesepakatan adalah kata atau kalimat yang mengungkapkan makna bahwa permasalahan negosiasi telah selesai dan keduanya mencapai tujuan yang sama. Beberapa contoh ungkapan kesepakatan dalam teks negosiasi antara lain sebagai berikut :
  1. “Ya sudah, Mbak Rp55.000,00, saya ambil yang ini.”
  2. “Baiklah, Bu Rp600.000.000,00 tidak apa-apa.”
  3. “Baiklah saya akan mengusulkan Rp45.000,00, tapi kamu harus mengoordinasikan teman-teman untuk membantu persiapan–persiapan sekolah.

8. Unsur Kebahasaan Lainnya
Unsur kebahasan lainnya adalah kalimat langsung, kata sapaan, ucapan salam, dan pronomia persona.
Teks negosiasi adalah teks yang memuat interaksi sosial untuk mencapai kesepakatan di anta Unsur Kebahasaan Teks Negosiasi
Contoh Teks Negosiasi Penjual dan Pembeli
1.Penjual:Selamat pagi, Pak!Orientasi
2.Pak Mulyadi:Selamat pagi.
3.Penjual:Silahkan duduk. Dengan Pak Mulyadi bukan ?
4.Pak Mulyadi:Benar pak, saya yang menghubungi bapak tadi pagi. Dari foto yang ditampilkan di Koran tersebut, saya tertarik ingin melihat mobil tersebut secara dekat, karena berdasarkan foto yang saya lihat, kelihatannya mobil bapak masih dalam keadaan bersih dan baru.Permintaaan
5.Penjual:Betul sekali, mobil itu baru saya beli sekitar 2 tahun yang lalu, dan kondisinya sangat bagus sekali, saya menjualnya karena ingin mengganti mobil yang baru.
6.Pak Mulyadi:Bisa saya lihat mobil itu sekarang, Pak?
7.Penjual:Tentu, tentu Pak. Silahkan lewat Pak. (berjalan menuju garasi mobil).Pemenuhan
8.Pak Mulyadi:Iya, Pak. Persis seperti foto yang terpajang dan warnanya juga masih mengkilat seperti baru.
9.Penjual:Tentu saja Pak. Mobil ini selalu saya rawat, tak ada satu butir debu pun tidak akan saya biarkan menyentuh mobil ini (tersenyum simpul)
10.Pak Mulyadi:Berbicara mengenai barangkan sudah jelas ini, Pak. Kalau boleh, harga berapa mobil tersebut akan bapak lepas ?Penawaran
11.Penjual:Harga mobil dengan kondisi seperti itu, saya mematok harga Rp 225 juta, bisa nego Pak.
12.Pak Mulyadi:Wah, cukup tinggi ya pak harganya. Bagaimana kalau 200 juta saja Pak? Sebenarnya saya hanya punya anggaran sekitar 200 juta, Pak. Itupun tidak cash hari ini.
13.Penjual:Belum boleh Pak. Bagaimana kalau 220 juta Pak? Dengan kondisi mobil yang seperti bapak lihat saya kira itu tidak terlalu tinggi.
14.Pak Mulyadi:Wah, masih belum sreg harganya, Pak. Bagaimana kalau 210 juta? Saya kira itu harga yang pas untuk mobil Anda.
15.Penjual:Belum boleh, Pak. Naik sedikit lagi.
16.Pak Mulyadi:Ok, saya berani bayar mobil Anda 215 juta.Persetujuan
17.Penjual:Ya, okelah Pak. Sepertinya harga yang menarik, baiklah pak, tetapi pembayarannya sesuai dengan permintaan bapak tadi, Pembelian
18.Pak Mulyadi:Pembayarannya yang 200 juta tunai hari ini, dan sisanya akan saya berikan jika mobil telah saya terima ditempat saya, bagaimana, Pak?
19.Penjual:Ya, terima kasih Pak Mulyadi. Senang bekerja sama dengan anda dan semoga transaksi ini dilakukan dengan ikhlas dan semoga mobil ini menambah berkah bagi bapak.Penutup
20.Pak Mulyadi:Sama-sama Pak. Saya pulang sekarang dan saya tunggu kedatangan mobil ini di rumah, ini alamat rumah saya (memberikan kartu nama).
21.Penjual:Selamat jalan Pak. Silahkan tunggu saja dalam waktu dua hari dari sekarang mobil akan sampai di rumah bapak.