Kamis, 31 Oktober 2019

Membandingkan Teks Pantun dengan Teks Sejenis

Wawan Setiawan Tirta
Kegiatan membandingkan teks pantun dengan teks yang sejenis dengan pantun yaitu syair, gurindam, dan puisi bertujuan untuk menemukan persamaan dan perbedaan teks tersebut. Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra berupa sajak. Membandingkan teks pantun dan teks yang sejenis berdasarkan struktur dan isi teks. Perbandingan struktur teks mengacu pada persamaan dan perbedaan penyajian isi struktur teks yang dibandingkan. Perbandingan isi teks mengacu pada pengolahan unsur estetik dalam teks tersebut. Unsur estetik dalam sebuah karya sastra merujuk pada unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Pantun merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a, a-a-b-b. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. 1 baris terdiri dari 4-5 kata, 8-12 suku kata.

Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).

Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.

1. Syair
Antara pantun dan syair sebenarnya ada kemiripan. Syair merupakan bentuk puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat larik. Akan tetapi, syair bersajak rata atau a-a-a-a. Pada umumnya syair merupakan rangkaian kisah yang panjang. Semua baris merupakan isi dan biasanya tidak selesai dalam satu bait karena digunakan untuk menceritakan sesuatu (bandingkan dengan pantun).

Syair Burung Nuri
Syair burung nuri menceritakan tentang burung nuri yang asalnya dari cahaya dan bertempat tinggal di lingkungan bangsawan. Sarangnya adalah kuntu kanzan dan kandangnya adalah alam lahut yang luas. Bulunya berasal dari aql-al kulli, kukunya dari qalam al a'la. Sedangkan hatinya berasal dari lawh al mahfudz. Syair burung nuri menceritakan tentang kisah percintaan sepasang manusia dari kalangan bangsawan. Syair ini banyak menggunakan bahasa Arab contohnya jamal, jalal, lawh al mahfudz dan lain-lain.
No.BaitNo.Bait
1.Unggas nuri asal cahaya,
diamnya da’im di Kursi cahaya.
Daripada nurnya faqir dan kaya,
menjadi insan tuan dan sahaya.
9.Ahmad datang dengan satarnya
Mengatakan Allah dengan jabbarnya
Sungguh pun Tuhan dengan ghaffarnya
Yogya kau takut akan qahharnya
2.Kuntu kanzan asal sarangnya,
alam lahut nama kandangnya.
Terlalu luas dengan lapannya,
ituah Kanzan dengan larangannya.
10.Nabi dan wali sekalian takut
Akan jabbarnya seperti laut
Manakan dapat engkau menyahut
Dilaut qahhar ke hilir hanyut
3.Aql alkuli nama bulunya,
qalam al a’la nama kukunya.
Allah ta’ala nama gurunya,
oleh itulah tiada judunya.
11.Ilmu jauhar sungguh pun qabil
Akan kuat badan hanya hasil
Pada ilmu Allah kerjanya ha'il
Antara Allah dan orang kamil
4.Jalal dan jamal nama kakinya,
nur al-awwal nama jarinya.
Lawh al mahfudz nama hatinya,
menjadi jawhar dengan safinya.
12.Ilmu allah terlalu 'ali
Dengan jawhar tiadakan kafi
Ilmu Allah yogya kau cahari
Supaya dapat hidupmu bagi
5.Itulah Anwar awwal nabinya,
dari nur Anwar dengan sucinya.
Sekalian alam pancar nurinya,
menjadi langit serta buminya.
13.Jauhar itu terlalu mulia
Akan orang yang muda belia
Bukannya ilmu Allah yang sedia
Dengan ghayr Allah jangan bersedia
6.Alam ini asal warnanya,
di sama sini daim sertannya.
Sidang ghafi (un) dengan karanya,
lupakan nuri dengan warnanya.
14.Pada dzat Allah tiadakan lulus
Akan orang yang belumpai putus
Ahl al-jawhar makanan kurus
Seperti Ahmad dan ' Isa lukus
7.Setelah zahir sekalian alam
Ia pun datang serupa Adam
Menjadi rasul nabi yang khatam
Supaya ummatnya jangan karam
15.Hamzah gila berkawan-kawan
Menjari jauhar akan cahaya badan
Oleh makhluk pergi tertawan
Makanan jadi engkau bangsawan
8.Ia (pun) datang dengan burhan. ya
Lengkap lagi dengan ayat Qurannya
Yogya kauturut kata furqannya
Supayajadi engkau qurbannya

Kata Arkasis
No.KataArtiNo.KataArti
1.DaimSelamanya10.NurCahaya
2.SahayaAbdi11.Al-awwalPertama
3.Kuntu kanzanKhasanah yang tersembunyi12.Lawh al mahfudzLembaran terpelihara
4.Alam lahutAlam Ghaib13.JauharPermata
5.KanzanTuhan itu anggun14.AnwarYang bersinar
6.Alq alkuliAkal semesta15.AwwalPandai mentakwil
7.Kalam al a’laFirman Allah16.GhafiunOrang-orang yang lalai
8.JalalKemuliaan17.KaraSinar cahaya
9.JamalKeindahan18.SafiSuci

Nilai yang terkandung dalam “Syair Burung Nuri” adalah sebagai berikut.
  1. Nilai moral : Kita harus menjadi insan yang baik jiwa maupun raga. Kita harus menjad insan yang tidak hanyak baik raganya tapi juga baik hatinya
  2. Nilai Agama : Sebagai insan Allah Ta'ala kita harus taaepada agama. Sebagai insan Allah Ta'ala, kita harus taat dan patuh terhadap agama. 
  3. Nilai keindahan : Diksi yang digunakan lebih banyak menggunakan kata-kata bahasa Arab karena Hamzah fansuri sendiri seorang islam yang kental. Contohnya kata Lawh al mahfudz. Lawh al mahfudz sendiri adalah tempat asal Al-Qur’an. Bahasa kiasan : Contohnya adalah ‘Unggas nuri’ unggas nuri disini berarti ruh manusia.Lalu 'daripada nur Nya faqir dan kaya' artinya adalah dari berbagai nur terciptalah manusia dengan berbagai perangainya

2. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang terdiri atas dua baris dalam satu bait dengan irama akhir yang sama, merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian dan baris kedua berisi jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Gurindam yang paling monumental di Indonesia adalah “Gurindam Dua Belas” karya Raja Ali Haji. Berikut dapat kalian lihat teks “Gurindam Dua Belas” Pasal XII.  Pasal XII (terakhir) berisi nasihat keagamaan, agar manusia selalu ingat hari kematian dan kehidupan di akhirat.

Gurindam Pasal XII
No.SampiranNilai Moral
1.Raja muafakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Jika kita bekerjasama akan menjadi satu kesatuan yang kuat
2.Betul hati kepada raja
tanda jadi sebarang kerja
Seharusnya rakyat selalu mematuhi perintah pemimpin
3.Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh inayat.
Pemimpin harus menegakkan dan menegaskan keadilan
4.Kasihkan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Orang yang berilmu, hidupnya akan dimudahkan dan memperoleh rahmat
5.Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai
Berteman dengan orang pandai, akan mengetahui sesuatu yang baik
6.Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti
Lakukanlah hal yang baik sebelum kita mati

3. Puisi
Bentuk sajak lainnya adalah puisi. Puisi merupakan karya sastra yang sangat memperhatikan diksi dan rima. Puisi pada contoh karya Spardi Joko Damono terdiri atas tiga bait dan masing-masing terdiri atas empat baris. Jumlah baris dalam satu bait sama dengan jumlah baris dalam satu bait pada pantun.

Hujan Bulan Juni
Puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan tentang penantian seseorang kepada seseorang yang dinantinya. Dengan tabah, merahasiakan, dan menghapus keraguanya. Penantian tersebut berbuah manis karena ia mendapatkan seseorang yang dinantinya.
No.BaitMakna
1.Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakan rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Seseorang yang tabah menanti orang yang ia cintai. Tidak ada yang lebih tabah dari penantiannya. Ia menyembunyikan rasa rindunya kepada seseorang yang ia cintai seperti pohon menunggu berbunga.
2.Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Penantian seseorang tersebut tak ada yang melebihi penantiannya. Ia menghapus segala keraguannya dalam menanti dan mencintai seseorang.
3.Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
(Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni, 1994:90)
Tidak ada yang lebih arif dari panantiannya sehingga pada akhirnya cintanya diterima oleh orang yang ia cintai.

Perbandingan Pantun, Syair, Gurindam, dan Puisi
NoAspek Pantun Syair Gurindam Puisi
1Struktur isi
Baris tiap bait 4 baris 4 baris 2 baris 4 baris
Struktur Sampiran dan Isi Isi Isi Isi
Keterkaitan maksud isi Terdapat keterkaitan antarbaris dalam struktur.Terdapat kerkaitan antarbaris dan baitTerdapat kerkaitan antarbaris dan bait.Terdapat kerkaitan antarbaris dan bait.
2.Ciri bahasa
Rimaa-b-a-ba-a-a-aa-abebas
Jumlah Suku kata perbaris8-128-148-14bebas
Jumlah kata perbaris4-544-6bebas
Jumlah bait dalam teksMinimal satuMinimal duaMinimal satubebas
Pilihan kata dan istilahTerdapat--Terdapat
GenrePuisi lamaPuisi lamaPuisi lamaPuisi modern
3TujuanMenghibur, sarana pergaulan, dan pendidikan moralMenghibur, sarana pergaulan, dan pendidikan moralSarana pendidikan moralEkspresi diri