Minggu, 12 April 2020

Kondisi Geografis dan Penduduk

Wawan Setiawan Tirta
Kondisi geografis suatu wilayah merupakan lingkungan alam yang terdiri dari daratan dan perairan. Daratan dan perairan sebenarnya bukan dua tempat yang saling terpisah karena dasar perairan pada hakikatnya bersambungan dengan daratan. Keadaan daratan tidak rata atau tidak datar, tetapi ada perbedaan ketinggian antara satu tempat dan tempat lain. Perbedaan tegak lurus antara tempat yang tinggi dan tempat rendah disebut relief bumi. Perbedaan bentuk muka bumi ini memiliki ciri atau kondisi yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.

A. Kondisi Geografis
Kondisi geografis merupakan bentukan alam. Artinya, segala peristiwa atau fenomena terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia. Kondisi geografis di sekitar kita akan berbeda dengan kondisi geografis di tempat lain. Hal itu terjadi karena peristiwa pembentukan muka bumi relatif tidak sama antarwilayah.

Kondisi geografis yang berkaitan dengan penduduk, yaitu pantai, dataran, bukit, daerah rawa, lembah, bukit, gunung, sungai, danau, laut, selat, teluk, tanjung, dan kota. Kondisi geografis atau ciri-ciri dari kenampakan alam tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pantai
Pantai merupakan bagian dari daratan yang berbatasan langsung dengan laut. Wilayah pantai dimanfaatkan untuk sarana transportasi (pelabuhan), objek rekreasi (pariwisata), lahan pertanian rawa-rawa atau pasang surut, dan daerah penghasil kelapa. Kondisi geografisnya, yaitu
  1. perbatasan laut dengan darat;
  2. wilayahnya terdiri dari tepi laut dan tepi daratan;
  3. wilayahnya masuk ke arah daratan;
  4. banyak tumbuh kelapa;
  5. banyak dijumpai pasir atau koral;
  6. di peta hanya digambarkan berupa garis.
Mengutip dari nationalgeographic.co.id_ Badan Informasi Geospasial (BIG) menyebutkan, total panjang garis pantai Indonesia adalah 99.093 kilometer. Data baru itu merujuk hasil telaah teknik pemetaan Tim Kerja Pembakuan Nama Pulau, Perhitungan Garis Pantai dan Luas Wilayah Indonesia. Data ini melebihi panjang yang diumumkan PBB pada tahun 2008 lalu — 95.181kilometer. Atau bahkan dari angka yang sering dipergunakan berbagai pihak sebelumnya — 81.000 kilometer.

2. Dataran
Dataran adalah tanah atau suatu wilayah dengan permukaan rata atau sedikit bergelombang dan meliputi wilayah yang luas. Dataran dimanfaatkan untuk daerah permukiman, daerah industri, daerah pertanian, dan sarana transportasi darat. Kondisi geografisnya, yaitu
  1. daerah datar atau rata permukaannya;
  2. relatif luas;
  3. lebih tinggi dari permukaan laut;
  4. dataran rendah sampai pada ketinggian 300 meter dari permukaan laut;
  5. dataran tinggi pada ketinggian di atas 300 meter dari permukaan laut;
  6. di peta diberi warna hijau untuk dataran rendah;
  7. dataran tinggi diberi warna campuran kuning dan cokelat yang menandakan dataran itu semakin tinggi.
3. Daerah Rawa-Rawa
Daerah rawa-rawa adalah tanah basah yang selalu atau sering digenangi air karena kondisi pengaliran air buruk. Definisi yang lain dari rawa adalah semua macam tanah berlumpur yang terbuat secara alami, atau buatan manusia dengan mencampurkan air tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk daerah laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat air surut yakni rawa dan tanah pasang surut. Rawa-rawa , yang memiliki penuh nutrisi, adalah gudang harta ekologis untuk kehidupan berbagai macam makhluk hidup. Rawa-rawa juga disebut "pembersih alamiah", karena rawa-rawa itu berfungsi untuk mencegah polusi atau pencemaran lingkungan alam. Dengan alasan itu, rawa-rawa memiliki nilai tinggi dalam segi ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan lain-lain, sehingga lingkungan rawa harus tetap dijaga kelestariannya.

Daerah rawa dimanfaatkan untuk perikanan dan sawah. Kondisi geografisnya, yaitu
  1. daerah berair yang tergenang;
  2. banyak ditumbuhi sejenis pohon atau tumbuhan liar;
  3. tampak berupa darat atau tanah, tetapi bila diinjak rapuh;
  4. di peta diberi warna hijau dengan garis strip (–) atau tanda V.
4. Lembah
Lembah adalah wilayah miring pada sisi bagian terluar dari gunung atau bukit. Definisi lain, lembah adalah daerah permukaan yang lebih rendah dari sekitarnya dengan posisi memanjang dan dialiri sebuah sungai, lembah terletak di kaki gunung juga di kiri dan kanan sungai. Lembah merupakan bentang alam yang luasnya mencapai ribuan kilometer persegi. Dalam perkembangannya dari waktu ke waktu, lembah dapat berkembang menjadi ngaraidengan tebing yang curam. Lembah dimanfaatkan untuk tempat peristirahatan (objek rekreasi), pertanian, dan kehutanan. Kondisi geografisnya, yaitu;
  1. merupakan lereng dari bukit atau gunung;
  2. memiliki kemiringan dari landai hingga curam;
  3. di peta tidak tampak.
5. Bukit
Bukit adalah daerah yang menonjol dari daerah sekitarnya dengan ketinggian di bawah 600 meter. Seperti halnya lembah, bukit digunakan untuk tempat peristirahatan (objek rekreasi), pertanian, dan kehutanan. Kondisi geografisnya, yaitu
  1. daerah lebih tinggi dari sekitarnya;
  2. ketinggian sampai 600 meter dari permukaan laut;
  3. bagian puncak lebih kecil dari bagian dasar;
  4. lereng lembah landai;
  5. di peta jarang ditemukan.
6. Gunung
Gunung adalah daerah yang menonjol dari daerah sekitarnya dengan ketinggian di atas 600 meter. Daerah gunung atau pegunungan dimanfaatkan untuk objek rekreasi (pariwisata), perkebunan, penghasil kayu, rotan, dan damar. Kondisi geografisnya, yaitu
  1. daerah yang menonjol dari daerah sekitarnya;
  2. daerah lebih tinggi dari sekitarnya;
  3. ketinggian di atas 600 meter dari permukaan air laut;
  4. bagian puncak lebih kecil dari bagian dasar;
  5. lereng lembah ada yang landai hingga curam;
  6. merupakan bagian dari suatu pegunungan (rangkaian gununggunung);
  7. di peta dibuat dengan segitiga hitam menandakan gunung tidak aktif dan segitiga merah menandakan gunung aktif.
7. Sungai
Sungai adalah air mengalir pada saluran buatan alam menuju laut, danau, atau sungai lain. Sungai dimanfaatkan untuk keperluan atau sumber air minum, sarana transportasi, daerah penghasil ikan, irigasi sawah, dan pembangkit tenaga listrik. Kondisi geografisnya, yaitu
  1. air yang mengalir;
  2. mempunyai saluran buatan alam;
  3. air menuju laut, danau, atau sungai lain;
  4. dalam peta dibuat berupa garis hitam dilengkapi namanya;
  5. nama sungai ditulis dengan mengikuti arah aliran sungai.
Jika ditinjau dari sumber airnya, sungai dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu;
  1. Sungai hujan, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan.
  2. Sungai gletser, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari es yang mencair.
  3. Sungai campuran, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari campuran antara air hujan dan es yang mencair.
Jika ditinjau dari kesinambungan airnya, sungai dapat dibedakan menjadi dua yaitu;
  1. Sungai permanen, yaitu sungai yang aliran airnya tetap sepanjang tahun.
  2. Sungai periodik, yaitu sungai yang alirannya berubah-ubah.
Jika ditinjau dari genetiknya, sungai dapat dibedakan menjadi lima yaitu;
  1. Sungai konsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng di mana sungai tersebut mengalir.
  2. Sungai subsekuen, yaitu anak sungai konsekuen yang arah alirannya tegak lurus dengan sungai konsekuen.
  3. Sungai resekuen, yaitu sungai subsekuen yang arah alirannya searah dengan sungai konsekuen.
  4. Sungai obsekuen, yaitu anak sungai subsekuen yang arah alirannya berlawanan dengan sungai konsekuen.
  5. Sungai insekuen, yaitu sungai yang alirannya tidak teratur.
Jika ditinjau dari pola alirannya, sungai dapat dibedakan menjadi tujuh, yaitu sebagai berikut.
  1. Trelis, yaitu sungai yang pola alirannya seperti sirip ikan, biasanya terdapat di daerah lipatan.
  2. Rektangular, yaitu pola aliran sungai yang saling tegak lurus biasanya terdapat di daerah patahan.
  3. Pinnate, yaitu bentuk aliran sungai dimana muara-muara anak sungai membentuk sudut lancip dengan induk sungainya.
  4. Radial sentrifugal, yaitu pola aliran sungai yang menyebar atau meninggalkan pusat biasanya terdapat di daerah some (kubah).
  5. Radial sentripetal, yaitu pola aliran sungai yang memusat, biasanya terdapat di daerah cekungan.
  6. Dendritik, yaitu pola aliran sungai di mana anak-anak sungai bermuara ke induknya secara tidak teratur. Pola aliran ini banyak terdapat di daerah yang batuannya homogen dan lerengnya tidak begitu terjal.
  7. Paralel, yaitu pola aliran sungai di mana antara sungai yang satu dengan sungai yang lainnya hampir sejajar.
8. Danau
Danau adalah suatu wilayah cekungan dengan genangan air yang seluruhnya dikelilingi daratan. Danau dimanfaatkan untuk sarana transportasi, objek rekreasi (pariwisata), daerah penghasil ikan, dan irigasi/pengairan sawah. Kondisi geografisnya, yaitu
  1. kumpulan air yang tergenang;
  2. dikelilingi oleh daratan;
  3. lebih dalam dan lebih luas daripada telaga atau waduk;
  4. berupa ledok, cekungan, atau lembah yang dibentuk alam;
  5. dalam peta digambarkan dengan lingkaran berwarna biru serta diberi nama.
Menurut proses terbentuknya, danau dapat dibedakan menjadi tujuh macam, yakni;

a) Danau tektonik 
Danau tektonik terbentuk karena terjadinya proses patahan atau lipatan yang menyebabkan adanya lembah penampung air. Beberapa danau tektonik yang dapat dijumpai di Indonesia, antara lain Danau Poso, Danau Laut Tawar, dan Danau Tempe, Danau Towuti.

b) Danau vulkanik
Danau vulkanik terbentuk karena terjadinya proses letusan gunung berapi yang menyebabkan terbentuknya kawah atau kaldera yang kedap air sehingga dapat menampung air. Beberapa danau vulkanik yang dapat dijumpai di Indonesia, antara lain Danau Kelud, Danau Lamongan, Danau Batur, Danau Maninjau, dan Danau Kelimutu.

c) Danau tektovulkanik 
Danau tektovulkanik terbentuk karena terjadinya proses letusan gunung berapi yang diikuti oleh robohnya sebagian dinding kepundan atau kawah yang disebabkan pergeseran kulit bumi sehingga menimbulkan adanya daerah cekungan baru yang dapat menampung air. Contoh danau vulkanik di Indonesia, antara lain Danau Toba dan Danau Ranau.

d) Danau karst atau dolina 
Danau karst terbentuk karena terjadinya proses pelapukan kapur yang menyebabkan terbentuknya daerah-daerah cekungan yang kedap air sehingga dapat menampung air. Beberapa contoh danau karst dapat dijumpai di Indonesia, antara lain danau-danau yang berada di wilayah Gunung Kidul, Jogjakarta.

e) Danau buatan atau waduk 
Danau buatan sengaja dibentuk oleh manusia dengan cara membendung aliran sungai, sehingga air sungai terhambat dan menggenang. Beberapa contoh danau buatan di Indonesia, antara lain Waduk Cirata, Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling, dan Waduk Gajahmungkur.

f) Danau laguna atau haff 
Danau laguna terbentuk karena terjadinya proses pengendapan materi yang terbawa arus sungai
di daerah sekitar pantai, sehingga arus sungai terbendung dengan laut bebas dan membentuk genangan air yang merupakan campuran air tawar yang dibawa sungai dengan air laut. Danau laguna jarang dijumpai di Indonesia, namun masih dapat dijumpai di beberapa wilayah pantai Indonesia hanya ukurannya yang sangat kecil.

g) Danau glasial
Danau glasial terbentuk karena terjadinya proses pencairan es (gletser) sehingga air mengalir dan tertampung pada suatu daerah cekung dan membentuk genangan air. Danau glasial tidak ada di Indonesia, namun dapat ditemukan di beberapa wilayah Amerika Serikat.

9. Laut
Laut merupakan suatu kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Kenapa air laut terasa asin?

Pada saat terjadi hujan di daratan, air akan meresap dalam tanah dan sedikit demi sedikit akan keluar lagi melalui sungai-sungai dan akhirnya mencapai laut. Nah pada saat perjalanan menuju ke laut tersebut, air dari daratan juga membawa mineral, sehingga laut dipenuhi garam-garam mineral. Selain itu, kita mengetahui laut memiliki suatu permukaan yang sangat luas sehingga hal ini menjadi salah satu faktor penguapan dalam jumlah besar, pada saat air laut menguap, yang menguap hanyalah air(H2O) sedangkan garam-garam mineral tetap tinggal bersama air laut, begitulah sehingga air laut rasanya asin. Kadar keasinan air laut ini yang dipengaruhi oleh faktor suhu, biasanya semakin panas daerah tersebut, air lautnya semakin asin.

Air Laut mempunyai kadar garam rata-rata 3,5 %. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 garam (terutama, tapi tidak seluruhnya, merupakan garam dapur (NaCl).

Meskipun kebanyakan air laut di dunia mempunyai kadar garam sekitar 3,5 % air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang Paling tawar ialah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothania, keduanya bagian dari laut Baltik. Yang paling asin yaitu di Laut Merah, dimana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi.

Laut dimanfaatkan untuk sarana transportasi, penghasil ikan, objek rekreasi/pariwisata, dan objek penelitian hewan laut. Kondisi geografisnya, yaitu
  1. kumpulan air yang sangat luas;
  2. airnya asin;
  3. mengelilingi suatu pulau;
  4. mempunyai hubungan bebas dengan laut lainnya;
  5. berwarna biru sebagai pantulan warna biru dari angkasa (langit);
  6. di peta diberi warna biru, semakin tua warnanya berarti semakin dalam laut tersebut.
10. Selat
Selat adalah laut sempit yang terletak antara dua daratan atau pulau. Selat dimanfaatkan untuk sarana transportasi, penghasil ikan, objek rekreasi/pariwisata, dan objek penelitian hewan laut. Kondisi geografisnya, yaitu
  1. bagian laut;
  2. relatif sempit;
  3. menghubungkan dua laut;
  4. memisahkan dua pulau yang berdekatan;
  5. dalam peta dituliskan di antara dua pulau berdekatan.
11. Teluk
Teluk adalah bagian laut yang menjorok ke daratan. Teluk dimanfaatkan untuk sarana transportasi, penghasil ikan, objek rekreasi/pariwisata, dan objek penelitian hewan laut. Kondisi geografisnya, yaitu
  1. laut yang menjorok ke daratan;
  2. wilayahnya relatif sempit;
  3. memisahkan daratan suatu pulau menjadi dua bagian;
  4. dalam peta dituliskan di daerah laut yang menjorok ke daratan.
12. Gelombang
Gelombang adalah gerakan air yang terjadi karena perbedaan suhu, salinitas, dan tekanan angin. Gelombang dimanfaatkan untuk menggerakkan perahu layar dan olahraga. Kondisi geografisnya, yaitu
  1. merupakan gerakan air laut;
  2. massa air naik dan turun;
  3. tampak seolah bergerak ke arah pantai;
  4. dalam peta digambarkan dengan tiga garis melengkung.
Meskipun terkadang gelombang itu menakutkan, bagi sebagian orang gelombang sangat dinantikan. Gelombang membantu nelayan sehingga dapat melaut. Selain itu, permainan selancar air dan olahraga air lainnya tidak dapat dilakukan tanpa gelombang.

13. Tanjung
Tanjung merupakan bagian daratan yang relatif sempit menjorok ke arah laut. Tanjung dimanfaatkan untuk pelabuhan dan objek rekreasi. Kondisi geografisnya, yaitu
  1. daratan yang menjorok ke lautan;
  2. wilayahnya relatif sempit;
  3. memisahkan laut;
  4. dalam peta dituliskan di daerah daratan yang menjorok ke laut.
14. Kota
Kota merupakan tempat tinggal penduduk yang tumbuh secara alami, bukan buatan manusia. Kondisi geografisnya pada peta, yaitu
  1. lingkaran kosong bagian tengah menandakan kota kecamatan atau desa, tetapi tidak semua kota kecamatan ada di peta atau atlas;
  2. lingkaran hitam menandakan ibu kota kabupaten atau kota;
  3. lingkaran dalam segi empat menandakan ibu kota provinsi;
  4. di peta segi empat menandakan ibu kota negara.
B. Penduduk
Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah. Penduduk dapat dibedakan menjadi penduduk tetap dan penduduk tidak tetap. Penduduk tetap adalah penduduk yang sudah bertempat tinggal di suatu wilayah, minimal selama enam bulan atau lebih dan bermaksud menetap di daerah itu. Penduduk tidak tetap adalah penduduk yang bertempat tinggal di suatu wilayah kurang dari enam bulan dan tidak bermaksud untuk menetap di wilayah itu.

Sumber data untuk memperoleh jumlah penduduk di suatu negara, yaitu registrasi, sensus penduduk, dan survei penduduk. Berdasarkan ketiga sumber data penduduk itu, yang paling tepat dan hasilnya dapat dipercaya adalah sensus penduduk karena dilakukan dengan cara pencacahan perseorangan secara menyeluruh, serentak, dan dalam jangka waktu tertentu.

1. Penduduk Dunia
Jumlah dan susunan penduduk yang berubah dari waktu ke waktu disebut dinamika penduduk. Perubahan jumlah penduduk ini disebabkan oleh adanya kelahiran dan kematian. Kedua faktor ini memengaruhi jumlah penduduk. Faktor itu ditambah dengan migrasi suatu wilayah atau negara. Kelahiran dan kematian memengaruhi dunia secara keseluruhan.

Jumlah penduduk yang meningkat dengan cepat ini disebut ledakan penduduk (population explosion). Ledakan penduduk adalah suatu keadaan kependudukan yang memperlihatkan perkembangan jumlah penduduk melonjak. Lonjakannya naik dua kali lipat dalam waktu 30–50 tahun akibat angka kelahiran tinggi dan angka kematian rendah. Ledakan penduduk terjadi pada masa transisi demografi. Transisi demografi adalah pola pergeseran tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke kelahiran dan kematian rendah.

Dampak ledakan penduduk terjadi pada pemenuhan kebutuhan pokok, kesehatan, perumahan, pendidikan, lapangan kerja, dan transportasi meningkat. Bila kebutuhan penduduk tersebut tidak terpenuhi maka akan mengurangi kualitas penduduk dan akan menimbulkan kriminalitas di masyarakat. Ledakan penduduk dapat diatasi dengan mengupayakan agar pertumbuhan penduduk 0 atau zero population growth (ZPG). Artinya, pertumbuhan penduduk 0% per tahun, yaitu jumlah penduduk lahir sama dengan jumlah penduduk mati. Dengan demikian, jumlah penduduk tetap stabil. Setiap keluarga secara rata-rata mempunyai anak dua saja untuk mencapainya.

2. Kondisi Geografis dengan Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di permukaan bumi relatif tidak sama. Persebaran penduduk sesuai dengan kondisi geografisnya berbeda-beda. Permukiman penduduk di daerah dataran lebih padat atau lebih banyak dibandingkan dengan daerah pegunungan. Penduduk lebih banyak bermukim di dataran karena wilayah ini lebih mudah dalam hal penyediaan fasilitas kehidupan. Adanya perbedaan jumlah permukiman penduduk antarwilayah juga disebabkan oleh faktor penarik antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Tentunya alasan ini sangat subjektif dan berbeda-beda bagi tiap penduduk. Adanya kondisi geografis yang mendukung suatu wilayah untuk dipilih penduduk sebagai tempat tinggalnya merupakan faktor geografis.

Pada dasarnya, penduduk memilih tempat permukiman dengan memerhatikan faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan budaya di suatu daerah. Faktor lingkungan alam yang diperhatikan adalah keadaan tanah, bentuk muka bumi, sumber daya alam, iklim, dan air. Faktor lingkungan budaya yang diperhatikan adalah kesempatan kerja, pendidikan, transportasi dan komunikasi, politis, serta sejarah. Kedua faktor tersebut termasuk demografi yang berpotensi ekonomi tinggi merupakan faktor utama dalam pemilihan suatu wilayah sebagai permukiman. Jika unsur tersebut di suatu daerah baik maka daerah itu menarik minat penduduk untuk memilihnya sebagai tempat tinggal.

Kesimpulan:
Kondisi geografis suatu wilayah merupakan lingkungan alam yang terdiri dari daratan dan perairan. Perbedaan tegak lurus antara tempat tinggi dan rendah di daratan dinamakan relief bumi. Perbedaan relief dapat memengaruhi keadaan geografis tiap daerah. Relief bumi yang berbeda menyebabkan adanya pantai, dataran rendah, dataran tinggi, bukit, dan gunung. Perairan terdiri dari sungai, danau, air terjun, rawa-rawa, dan laut. Laut meliputi pantai, selat, teluk, dan tanjung. Relief yang dapat ditemukan di dasar laut, yaitu dangkalan atau paparan, gunung laut, ambang laut, punggung laut, basin, dan palung.

Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah. Penduduk dapat dibedakan menjadi penduduk tetap dan penduduk tidak tetap.

Jumlah dan susunan penduduk yang berubah dari waktu ke waktu disebut dinamika penduduk. Perubahan jumlah penduduk ini disebabkan oleh adanya kelahiran dan kematian. Jumlah penduduk yang meningkat dengan cepat ini disebut ledakan penduduk (population explosion). Ledakan penduduk ditandai dengan kelahiran tinggi, kematian rendah, serta jumlah penduduk dua kali lipat dalam kurun waktu antara 30–50 tahun.

Pada dasarnya, penduduk memilih tempat permukiman dengan memerhatikan faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan budaya di suatu daerah. Kedua faktor tersebut termasuk demografi yang berpotensi ekonomi tinggi merupakan faktor utama dalam pemilihan suatu wilayah sebagai permukiman.